Unggulan

Profil Desa Jerukagung

        Desa Jerukagung merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa yang luasnya 35 hektare ini, terletak 15 km dari puncak gunung Merapi, sehingga suhu rata-ratanya adalah 190C dan merupakan daerah rawan bencana ketika terjadi erupsi gunung Merapi. Desa Jerukagung dapat dikatakan sebagai desa berkembang, karena desa ini sebenarnya sudah cukup maju dalam hal perekonomian, tetapi masih belum bisa dikatakan desa yang maju karena belum semua aspek tersentuh oleh modernisasi, teknologi, dan globalisasi.


        Desa Jerukagung memiliki 8 dusun yang terdiri dari dusun Jerukagung, dusun Kresan, dusun Pandean, dusun Wates, dusun Margosono, dusun Wonosari, dusun Timbelan, dan dusun Cempan, dengan jumlah penduduk kurang lebih 90% berprofesi sebagai petani salak. Mata pencaharian petani salak banyak dipilih warga desa karena didukung oleh keadaan alam berupa tanah yang subur, udara yang cukup sejuk, serta air bersih yang melimpah. Perkebunan salak dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah desa.


        Desa Jerukagung telah mengembangkan produksi pasca panen dari salak yang berupa ceriping salak, jenang salak, manisan salak, salacca, wingko salak, peyek salak, sari salak, geplak salak, dan keranjang salak. Hasil produksi pasca panen ini dapat ditemukan di dusun Kresan dan dusun Pandean. Selain hasil produksi pasca panen salak, warga Desa Jerukagung juga memproduksi rempeyek pare, rempeyek kacang, wajik bandung, gula jawa, abon ayam, dan abon lele di dusun Pandean, produksi mainan anak-anak yang terbuat dari kayu dapat ditemukan di dusun Wonosari, dan di dusun Timbelan dapat ditemukan nata de coco.


        Acara tahunan yang selalu dilaksanakan di Desa Jerukagung adalah acara memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan perlombaan antar dusun. Kemudian, ada juga acara syawalan yang dilaksakan setelah hari raya Idul Fitri dalam rangka silahturahmi antar warga dan bermaaf-maafan antar warga desa. Dan ada juga acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati dengan memanjatkan doa bersama. Untuk kegiatan rutin tingkat desa yang dilaksanakan setiap satu bulan satu kali adalah rapat karang taruna, rapat perangkat desa, perkumpulan ibu-ibu PKK, dan GAPOKTAN (simpan pinjam tingkat desa). Selain itu, ada juga kegiatan senam sehat yang dilaksanakan setiap hari jumat pukul 07.00 WIB.


        Kebudayaan khas yang dimiliki Desa Jerukagung adalah Kesenian Jathilan Turonggo Mudho, Kesenian Gejog Lesung, dan Hadroh. Jathilan adalah sebuah drama tari yang menampilkan kegagahan seorang prajurit di medan perang dengan menunggangi kuda. Ketika ditampilkan, sang penari menggunakan sebuah kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut dengan Kuda Kepang. Penari menempatkan kuda kepang ini diantara kedua pahanya sehingga tampak seperti seorang ksatria yang menunggangi kuda sambil menari dengan diiringi berbagai macam alat music seperti, kendhang, bonang, saron, kempul, selompret, dan ketipung. Gejog Lesung adalah suatu kesenian yang alunan musiknya dihasilkan dari alat pemisah padi dengan kulitnya, lengkap dengan iringan berbagai tembang jawa, seolah menghasilkan harmonisasi yang unik, pukulan yang dihasilkan oleh alu, sebuah kayu panjang untuk menumbuk padi, dan juga lesung, rongga kayu berbentuk seperti perahu panjang sebagai tempat padi yang ditumbuk. Hadroh adalah sebuah music yang bernafaskan Islami, yaitu dengan melantunkan Sholawat Nabi diiringi dengan alat tabuhan yang berupa gendhang korbiyen, gendhang budu’en, dan gendhang peca’an. Hadroh biasanya diadakan ketika ada acara Maulid Nabi, Isra Mi’raj, dan juga syukuran. Hadroh yang dilakukan di desa ini telah mengalami modernisasi mulai dari kombinasi tabuhan dan kombinasi gerakan.


        Pada tahun 2019, Desa Jerukagung akan mengadakan pembangunan tempat wisata perkebunan salak pondoh dan waterboom, yang dimana nanti para wisatawan dapat memanen salak pondoh dengan sendirinya di perkebunan salak dan menikmati wisata air bersama keluarga di waterboom.